Titip Salam Untuk Sang Mantan


Ditulis pagi hari selepas mandi.

Hal pertama yang paling ingin kutanyakan saat ini padamu adalah: “Hai, apa kabar?” Karena lama aku tak berjumpa denganmu, kini kabarmu menjadi hal yang sangat berharga bagiku.

“Apakah kau merindukanku?” itu adalah pertanyaan kedua yang akan aku tanyakan padamu. Hati ini sangat merindukanmu, sangat. Entah mengapa, mungkin karena begitu rindunya hati ini padamu, aku sering kali mengkhayalkanmu di malam hari sebelum aku tidur, seperti dongeng pengantar tidur kau akan mengantarkanku tidur dengan senyuman.

Dulu, saat aku dan kamu masih menjadi kita, aku suka sekali kau ajak ke pantai. Ingatkah kamu? Ingatkah kau dulu saat kau mengajakku ke pantai menerjang gerimis, gerimis di pagi hari yang membuat pantai menjadi begitu lengang. Gerimis di pagi hari yang membuat udara menjadi begitu dingin, dan kita bergandeng tangan menyusuri tepian pantai, bercengkerama saling bertanya untuk lebih saling mengenal satu sama lain. Kita berjalan beriringan membekaskan jejak-jejak  kaki di pasir pantai yang lembut seakan menegaskan bahwa nanti kita akan membuat jejak kehidupan bersama. Kita duduk bersebelahan, dengan tanganku masih dalam genggamanmu dan kita memandangi matahari pagi yang menyapa malu-malu di balik awan mendung.

Namun sepertinya memang tak ada takdir yang menggariskan kita untuk membuat jejak kehidupan bersama. Kita tak lagi bersama.

Kita berjalan beriringan berdua dan saling memendam tanya masing-masing. Akankah nanti kita bersatu lagi. Karena kini kita akan terbang menjemput impian kita masing-masing.

-Cilacap-


Comments

  1. Udah lupain aja... orang kayak gitu aja dipikirin...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts